Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan
yang sehat. Boleh dikatakan pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang
wajib dilakukan oleh para ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan dapat
dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan
dengan minimal pemeriksaan 3 kali selama kehamilan yaitu pada usia
kehamilan trimester pertama, trimester kedua dan pada kehamilan
trimester ke tiga, itupun jika kehamilan normal. Namun ada baiknya
pemeriksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan,
sebulan dua kali pada usia 7 - 8 bulan dan seminggu sekali ketika usia
kandungan menginjak 9 bulan.
Kenapa pemeriksaan kehamilan begitu penting yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil? karena dalam pemeriksaan tersebut dilakukan monitoring secara menyeluruh baik mengenai kondisi ibu maupun janin yang sedang dikandungnya. Dengan pemeriksaan kehamilan kita dapat mengetahui perkembangan kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin, dan bahkan penyakit atau kelainan pada kandungan yang diharapkan dapat dilakukan penanganan secara dini.
Berikut diterangkan mengenai hal apa saja yang dilakukan dalam pemeriksaan kehamilan, sebagai bahan pengetahuan bagi para ibu hamil agar menuju kehamilan yang sehat dan keluarga yang berkualitas.
Pemeriksaan Berat Badan
Pemeriksaan
berat badan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan kandungannya,
hal ini dilakukan untuk mengetahui pertambahan berat badan, serta apakah
pertambahan berat badan yang dialami termasuk normal atau tidak.
Pertambahan berat badan yang normal akan sangat baik bagi kondisi ibu
maupun janin. Sebaliknya, jika pertambahan berat yang dialami tidak
normal, akan menimbulkan resiko pada ibu dan janin.
Bagi ibu hami yang mengalami pertambahan berat badan yang tidak normal,
dokter atau bidan akan memberikan saran yang sebaiknya dilakukan agar
ibu hamil memperoleh pertambahan berat badan yang normal.
Pemeriksaan Tinggi Badan
Pemeriksaan
tinggi badan juga dilakukan saat pertama kali ibu melakukan
pemeriksaan. Mengetahui tinggi badan sangat penting untuk mengetahui
ukuran panggul si ibu. Mengetahui ukuran panggul ibu hamil sangat
penting untuk mengetahui apakah persalinan
dapat dilakukan secara normal atau tidak. Karena jika diketahui bahwa
tinggi badan ibu dianggap terlalu pendek, dikhawatirkan memiliki panggul yang sempit
dan juga dikhawatirkan proses persalinan tidak dapat dilakukan secara
normal, dan hal ini harus dilakukan secara caesar. Dengan diketahuinya
hal ini secara dini, maka ibu hamil diaharapkan segera menyiapkan diri
baik dari segi materi dan mental untuk menghadapi persalinan dengan
caesar.
Pemeriksaan Urin
Pemeriksaan
urin dilakukan untuk memastikan kehamilan. Selain itu, pemeriksaan juga
dilakukan untuk mengetahui fungsi ginjal ibu hamil, ada tidaknya
protein dalam urin, dan juga mengetahui kadar gula dalam darah. Adanya
protein dalam urin mengarah pada pre-eklampsia. Sedangkan kadar gula darah dapat menunjukkan apakah ibu hamil mengalami diabetes melitus atau tidak.
Pemeriksaa Detak Jantung
Pemeriksaan
ini penting untuk mengetahui apakah janin dalam berada dalam kondisi
sehat dan baik. Permeriksaan detak jantung ini biasanya menggunakan
Teknik Doopler sehingga ibu hamil dapat mendengarkan detak janin yang dikandungnya.
Pemeriksaan Dalam
Dilakukan
untuk mengtahui ada tidaknya kehamilan, memeriksa apakah terdapat
tumor, memeriksa kondisi abnormal di dalam rongga panggul, mendiagnosis
adanya bisul atau erosi pada mulut rahim, melakukan pengambilan lendir
mulut rahim (papsmear), mengetahui ada tidaknya penyakit
kehamilan, mengetahui letak janin, dan untuk mengetahui ukuran rongga
panggul sebagai jalan lahir bayi. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan di awal kehamilan.
Pemeriksaan Perut
Dilakukan
untuk melihat posisi atas rahim, mengukur pertumbuhan janin, dan
mengetahui posisi janin. Pemeriksaan ini harus dilakukan secara rutin
setiap kali dilakukan pemeriksaan dengan dokter kandungan atau bidan.
Pemeriksaan Kaki
Dilakukan
untuk mengetahui adanya pembengkakan (oedema) dan kemungkinan varises.
Pembengkakan yang terjadi di minggu-minggu akhir kehamilan adalah
normal, namun pembengkakan yang berlebihan menandakan pre-eklampsia,
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan
darah bertujuan untuk mengetahui kesehatan umum ibu hamil. Pemeriksaan
darah juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan AFP (alpha fetoprotein).
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan gangguan saluran
saraf tulang belakang dan untuk mendeteksi otak janin. Kadar AFP yang
rendah menunjukkan adanya kemungkinan down sindorm pada janin. Biasanya
pemeriksaan AFP dilakukan pada usia kehamilan sekitar 15-20 minggu.
Uji TORCH (Toksoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpesimpleks)
Dilakukan
untuk mengetahui ada tidaknya infeksi parasit seperti TORCH di dalam
tubuh ibu hamil. Infeksi TORCH biasanya menyebabkan bayi terlahir dengan
kondisi cacat atau mengalami kematian. Pemeriksaan TORCH dilakukan
dengan menganalisis kadar imunogloblin G (IgG) dan imunoglobin M (IgM)
dalam serum darah ibu hamil. Kedua zat ini termasuk ke dalam sistem
kekebalan tubuh. Jika ada zat asing atau kuman yang menginfeksi tubuh,
maka tubuh akan memproduksi IgG dan IgM untuk melindungi tubuh. Banyak
sedikitnya IgG dan IgM dalam serum darah mengindikasikan ada tidaknya
infeksi serta besar kecilnya infeksi. Jika hasil IgG negatif, berarti
infeksi terjadi pada masa lalu dan kini sudah tidak aktif lagi. Jika
hasil IgM positif, berarti infeksi masih berlangsung aktif dan ibu hamil
memerlukan pengobatan agar janin dalam kandungan yang terinfeksi dapat
segera ditangani sehingga infeksi tidak semakin buruk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar