Senin, 10 Juni 2013



Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, adalah kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, triwulan I dimulai dari konsepsi sampai 12 minggu, triwulan II dari 12 sampai 28 minggu dan triwulan III dari 28 sampai 40 minggu.
Diagnosis kehamilan dapat ditegakkan dengan riwayat kesehatan dan pemeriksaan klinis berdasarkan tanda dan gejala kehamilan.
  1. Tanda mungkin hamil
  2. Tanda tidak pasti hamil
  3. Tanda pasti hamil

Tanda Mungkin Hamil

Tanda Tidak Pasti Hamil

Tanda Pasti Hamil

  • Adanya gerakan janin yang dapat dilihat, dirasakan dan diraba serta ditemukan bagian-bagian janin.
  • Terdengar denyut jantung janin secara auskultasi – Dapat didengar dengan stetoscop monoculer laenec, doppler, alat kardiotograf dan dilihat pada USG.
  • Terlihat tulang-tulang janin pada foto rontgen – rongten sudah tidak disarankan.

Differential Diagnosa Kehamilan

  1. Pseudosiesis – Terdapat amenorea, perut membesar, uterus sebesar biasa, tanda kehamilan negatif.
  2. Mioma uteriPerut membesar, rahim membesar teraba padat kadang berbenjol-benjol, tanda kehamilan negatif, perdarahan banyak saat menstruasi.
  3. Kistoma ovarii – Mungkin ada menopause, perut membesar tapi pada periksa dalam uterus sebesar biasa, tanda kehamilan negatif, lamanya pembesaran perut dapat melampaui umur kehamilan.
  4. Retensio urine – Uterus sebesar biasa, tanda kehamilan dan reaksi kehamilan negatif.
  5. Menopause – Terdapat amenorea, umur wanita kira-kira diatas 43 tahun, uterus sebesar biasa, tanda dan reaksi kehamilan negatif.
  6. Hematometra – Terdapat amenorea yang dapat melampaui umur kehamilan, perut terasa sakit setiap bulan, terjadi penumpukan darah dalam rahim, reaksi kehamilan negatif. Hal ini disebabkan oleh himen imperforata.
Tabel Perbandingan Antara Primipara Dan Multipara
BagianPrimiparaMultipara
PerutTegangLonggar, terdapat striae
PusatMenonjolDapat datar
RahimTegangAgak lunak
PayudaraTegang, tegakMenggantung, agak lunak, terdapat striae
LabiaBersatuAgak terbuka
HimenKoyak beberapa tempatKarankula himenalis
VaginaSempit dengan rugae utuhLebar, rugae berkurang
ServiksLicin, lunak, tertutupSedikit terbuka, teraba bekas robekan persalinan
PembukaanMendatar lalu membukaMembuka dan mendatar
PerineumMasih utuhBekas luka episiotomi

Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi 

 

1.  Pertumbuhan dan Perkembangan  Embrio
Pertumbuhan dan perkembangan embrio digolongkan menjadi dua fase yaitu, fase embrionik dan fase janin.
       Fase embriogenik adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. Embrio manusia memerlukan waktu kira-kira 280 hari untuk mencapai maturasi (pemasakan).
          Fase janin berlangsung mulai dari awal bulan ketiga hingga lahir. Masa ini ditandai dengan penyempurnaan organ yang sudah terbentuk pada masa embrio serta pertumbuhan tubuh yang cepat.
Masa embriogenik

Minggu ke-3
  • Otak, korda spinalis dan jantung mulai dibentuk
  • Traktus gastrointestinal mulai dibentuk
Minggu ke-4 dan ke-5
  • Tunas lengan dan kaki mulai terbentuk
  • Otak berkembang menjadi lima area, nervus kranial terlihat
  • Struktur mata dan telinga mulai terbentuk
  • Vertebra dan tulang mulai terbentuk
  • Jantung terus berkembang dan berdenyut pada ritme yang teratur
  • Darah mengalir melalui pembuluh-pembuluh utama
Minggu ke-6
  • Lengan dan kaki tumbuh semakin panjang, area telapak dapat dibedakan
  • Jari masih berselaput
  • Otak terus terbentuk
  • Paru mulai terbentuk
Minggu ke-7
  • Puting susu dan folikel rambut mulai terbentuk
  • Siku dan mata kaki terlihat
  • Organ-organ lainnya vital terbentuk
Minggu ke-8
  • Kelopak mata berkembang
  • Bentuk akhir telinga terlihat
  • Penampang wajah terus berkembang
  • Rotasi usus
Masa janin

Minggu ke-9 sampai ke-12
  • Kelopak mata menutup sampai minggu ke-28
  • Wajah terbentuk sempurna
  • Lengan berbentuk panjang dan ramping
  • Organ genital sudah berdiferensiasi
  • Sel darah merah diproduksi di hati
  • Panjang kepala adalah setengah panjang tubuh
  • Jari terlihat menggenggam
  • Tunas gigi terbentuk
Minggu ke-13 sampai ke-16
  • Kulit transparan
  • Lanugo terbentuk di daerah kepala
  • Mekonium terdapat di daerah gastrointestinal
  • Janin dapat membuat gerakan
  • Hati dan pankreas memproduksi sekret
Minggu ke-17 sampai ke-19
  • Janin dapat mendengar dan membuat gerakan
Minggu ke-20
  • Lanugo menutupi seluruh tubuh
  • Bulu mata dan alis terlihat
  • Kuku terlihat di jari-jari
  • Denyut jantung janin dapat didengar melalui stetoskop
Minggu ke-21 sampai ke-23
  • Sumsum tulang memproduksi sel darah merah
  • Saluran pernapasan bawah berkembang namun belum memproduksi surfaktan
  • Lemak disimpan di jaringan
Minggu ke-24
  • Bulu dan alis mata terbentuk sempurna
  • Bagian-bagian mata sudah terbentuk
  • Sidik jari terbentuk
  • Kantung udara di paru terbentuk
Minggu ke-25 sampai ke-28
  • Perkembangan otak dengan cepat
  • Sistem saraf berkembang untuk mengontrol beberapa fungsi tubuh
  • Kelopak mata membuka dan menutup
  • Sistem pernapasan, walaupun belum sempurna, sudah memungkinkan terjadinya pertukaran gas
Minggu ke-29 sampai ke-32
  • Peningkatan jumlah lemak di tubuh
  • Ritmik gerak pernapasan teratur, namun paru belum sempurna
  • Tulang sudah terbentuk dengan lengkap, namun masih sangat lunak
  • Tubuh mulai menyimpan fosfor, besi dan kalsium
Minggu ke-36
  • Lanugo mulai menghilang
  • Jumlah lemak meningkat
  • Kuku mencapai ujung jari
Minggu ke-37 sampai ke-40
  • Lanugo tidak terlihat lagi kecuali di lengan atas dan siku
  • Kuku tumbuh melebihi ujung jari
  • Tunas payudara kecil tumbuh (laki-laki dan perempuan)
  • Rambut di kepala terasa lebih kasar dan tebal dibandingkan sebelumnya

2.  Struktur dan Fungsi Amnion
Amnion adalah selaput yg membatasi rongga amnion yg berisi cairan jernih seperti air yang sebagian dihasilkan oleh sel-sel amnion. Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan 1.000-1.500 cc, warna putih keruh, bau amis, berasa manis, reaksi agak alkalis dgn BJ 1,008. Komposisi terdiri atas 98 % air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel2 epithel, rambut lanugo, verniks caseosa & garam organik.
Cairan Amnion(Likuor amni) diperkirakan terutama disekresi oleh dinding selaput amnion / plasenta, kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk, urine janin yang diproduksi juga dikeluarkan ke dalam rongga amnion. Keadaan normal cairan amnion pada usia kehamilan cukup bulan, volume 1000-1500 cc; Keadaan jernih agak keruh; Steril; Bau khas, agak manis dan amis; Terdiri dari 98-99% air, 1-2% garam-garam anorganik dan bahan organik (protein terutama albumin), runtuhan rambut lanugo, vernix caseosa dan sel-sel epitel; sirkulasi sekitar 500 cc/jam.
Fungsi Amnion ialah untuk proteksi janin; Agar janin dapat bergerak bebas; Regulasi terhadap panas & perubahan suhu; Meratakan tekanan intra uterin & membersihkan jalan lahir ketika ketuban pecah; Peredaran air ketuban dengan darah ibu cukup lancar dengan perputaran cepat kira-kira 350-500 cc; Meratakan tekanan di dalam uterus pada partus sehingga serviks membuka; Mencegah timbulnya iritasi pada rahim.
Sedangkan fungsi cairan amnion (Liquor amnii) ialah melindungi janin terhadap trauma dari luar; Mobilisasi yang memungkinkan ruang gerak bagi janin; Homeostasis, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin; menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterin (terutama pada persalinan); membersihkan / melicinkan jalan lahir, dengan cairan yang steril, sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir pada saat persalinan.

3.  Struktur, Fungsi dan Sirkulasi Tali Pusat
Tali pusat terdiri dari:
a.       Amnion : Menutupi funiculus umbicalis dan merupakan lanjutan amnion yang menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal amnion melanjutkan diri dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik kulit maupun membran amnion berasal dari ektoderm.
b.      Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan duktus vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Ketiga pembuluh darah itu saling berpilin di dalam funiculus umbilicalis dan melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil pada vili korion plasenta. Kekuatan aliran darah (kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu mempertahankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan mencegah terbelitnya tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak. Ketiga pembuluh darah tersebut yaitu :
·         Satu vena umbilicalis membawa oksigen dan memberi nutrien ke sistem peredaran darah fetus dari darah maternal yang terletak di dalam spatium choriodeciduale.
·         Dua arteri umbilicalis mengembalikan produk sisa (limbah) dari fetus ke plasenta dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam peredaran darah maternal untuk di ekskresikan.
c.        Jeli Wharton : Merupakan zat yang berkonsistensi lengket yang mengelilingi pembuluh darah pada funiculus umbilicalis. Jeli Warthon merupakan subtansi seperti jeli, juga berasal dari mesoderm seperti halnya pembuluh darah. Jeli ini melindungi pembuluh darah tersebut terhadap kompresi, sehingga pemberian makanan yang kontinyu untuk janin dapat di jamin. Selain itu juga dapat membantu mencegah penekukan tali pusat. Jeli warthon ini akan mengembang jika terkena udara. Jeli Warthon ini kadang-kadang terkumpul sebagai gempalan kecil dan membentuk simpul palsu di dalam funiculus umbilicalis. Jumlah jeli inilah yang menyebabkan funiculus umbilicalis menjadi tebal atau tipis.
Fungsi tali pusat yaitu :
1.            Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis.
2.            Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea dan gas karbon dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis.


4.  Struktur, Fungsi dan Sirkulasi Plasenta
Placenta berbentuk bundar/hampir bundar berdiameter 15-20cm & tebal ±2,5cm dengan berat rata-rata 500gr. Umumnya placenta terbentuk lengkap pada kehamilan < 16 mgg dengan ruang amnion telah mengisi seluruh kavum uteri. Letak placenta umumnya di depan/di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus uteri. Karena alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplementasi. Placenta sebenarnya berasal dari sebagian besar dari bagian janin, yaitu villi koriales/jonjot chorion & sebagian kecil dari bagian ibu yang berasal dari desidua basalis.
Fungsi plasenta adalah pertukaran produk oksigen, dan karbondioksida; sebagai alat yang memberi makanan pada janin (nutritif); sebagai alat yang mengeluarkan metabolisme (ekskresi); sebagai alat yang memberi zat asam, dan mengeluarkan zat CO2 (respirasi); endokrin (menghasilkan hormon-hormon); imunologi (menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin); proteksi sebagai barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik.
Sirkulasi plasenta dimulai dari darah ibu yg berada di ruang interviller berasal dari spiral arteries yang berada di desidua basalis. Lalu pada sistosel darah disemprotkan dengan tekanan 70-80mmhg seperti air mancur ke dalam ruang interviler sampai mencapai chorionic plate, pangkal kotiledon-kotiledon janin. Darah tersebut membasahi semua villi koriales & kembali perlahan-lahan dengan tekanan 80mmhg ke vena-vena di desidua.
Darah ibu yang mengalir di seluruh placenta diperkirakan menaik dari 300 ml tiap menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu. Seluruh ruang interviller tanpa villi koriales mempunyai volume lebih kurang 150-250 ml. Permukaan semua villi koriales diperkirakan seluas lebih kurang 11 m2. Dengan demikian pertukaran zat-zat makanan terjamin benar.

5.  Sirkulasi Darah Fetus
Pertukaran gas pada janin dilakukan oleh plasenta. Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke tiga dan bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.
Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui tali pusat sekitar 125 ml/kg/Bb per menit atau sekitar 500 ml per menit.
Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir ke dalam vena cafa inferior, bercampur darah yang kembali dari bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran darah dari vena cafa inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri, kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke seluruh tubuh.
Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas, memasuki ventrikel kanan melalui vena cafa superior. Kemudian melalui arteri pulmonalis besar meninggalkan ventrikel kanan menuju aorta melewati duktus arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta melaui aorta, arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk mengadakan pertukaran gas selanjutnya.
Foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai saluran/jalan pintas yang memungkinkan sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke plasenta tanpa melalui paru-paru.

6.  Menentukan Usia Kehamilan
a.    Menggunakan Rumus Naegle
Rumus Naegle untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC= Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan. Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah 7 (tujuh) dan bulannya dikurang 3 (tiga) dan tahun ditambah 1 (satu).
b.    Gerakan Pertama Janin
Gerakan pertama fetus dapat dirasakan pada umur kehamilan 16 minggu.
c.    Perkiraan Tinggi Fundus Uteri
Perkiraan tinggi fundus uteri dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkan dengan patokan.

Umur Kehamilan
Tinggi Fundus Uteri
12 minggu
1/3 di atas simpisis
16 minggu
½ simpisis-pusat
20 minggu
2/3 di atas simpisis
24 minggu
Setinggi pusat
28 minggu
1/3 di atas pusat
34 minggu
½ pusat-prosessus xifoideus
36 minggu
Setinggi prosessus xifoideus
40 minggu
2 jari di bawah prosessus xifoideus
Sumber: Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika

d.    Ulltrasonografi
Embrio dalam kantung kehamilan tampak pada awal kehamilan 5,5 minggu dan detak jantung janin tampak jelas dalam usia 7 minggu.
Penentuan umur kehamilan dengan USG menggunakan 3 cara yaitu:
1.      Mengukur diameter kantong kehamilan (GS=gestational sac) pada kehamilan 6-12 minggu.
2.      Mengukur jarak kepala bokong (GRI=grown rump length) pada kehamilan 7-14 minggu.
3.      Mengukur diameter biparietal (BPD) pada kehamilan lebih 12 minggu

7.  Menentukan Periode Kehamilan
Ditinjau dari lamanya kehamilan, periode kehamilan dapat ditentukan dengan membaginya dalam 3 bagian yaitu :
a.       Kehamilan trimester I, antara 0-12 mg
Masa ini disebut juga masa organogenesis, dimana dimulainya perkembangan organ-organ janin. Apabila terjadi cacat pada bayi nantinya, pada masa inilah penentuanyan.Jadi pada masa ini ibu sangat membutuhkan cukup asupan nutrisi dan juga perlindungan dari trauma. Pada masa ini uturus mengalami perkembangan pesat untuk mempersiapkan plasenta dan pertumbuhan janin. Selain itu juga mengalami perubahan adaptasi dalam psikologisnya. Dimana ibu ingin lebih diperhatikan. Emosi ibu labil. Ini akibat pengaruh adaptasi tubuh terhadap kehamilannya.
b.      Kehamilan trimester II, antara 12-28 mg
Di masa ini organ–organ dalam tubuh janin sudah terbentuk tapi viabilitasnya masih diragukan. Apabila janin lahir, belum bisa bertahan hidup dengan baik. Pada masa ini ibu sudah merasa nyaman dan bisa beradaptasi dengan kehamilannya.
c.       Kehamilan trimester III, antara 28-40 mg
Pada masa ini perkembangan kehamilan sangat pesat. Masa ini disebut masa pematangan. Tubuh sudah siap untuk proses persalinan. Payudara sudah mengeluarkan kolostrum. Pengeluaran hormon estrogen dan progesteron sudah mulai berkurang. Terkadang akan timbul kontraksi / his pada uterus. Janin yang akan lahir dalam masa ini telah dapat hidup / viable.

Tips Menjaga Kehamilan Usia Muda



tips menjaga kehamilan muda
Tahukah Anda bahwa kehamilan pada minggu-minggu awal sangat rawan? Jika tidak hati-hati, akibat paling parah yang bisa muncul adalah gugurnya janin.Sebagai seorang ibu, tentu Anda tak menginginkan hal tersebut. Karenanya penting untuk menjaga kehamilan extra hati-hati. Ada beberapa tips menjaga kehamilan usia muda yang wajib Anda ketahui. Berikut rangkumannya yang kami ambil dari beberapa sumber terpercaya:
  1. Tips pertama adalah menghindari aktifitas yang berat. Pada awal kehamilan, secara umum wanita sangat mudah lelah bahkan ada sebagian yang sampai pingsan oleh karena tekana darah yang rendah. Karena itu, jangan paksakan diri Anda melakukan pekerjaan yang berat. Jangan beridiri terlalu lama dan janga pula duduk terlampau lama. Usahakan istirahat Anda cukup. Namun jangan juga terlalu lama berdiam diri sebab akan membuat badan Anda justru semakin tidak enak.
  2. Tips menjaga kehamilan muda selanjutnya adalah menghindari rokok, obat-obatan tertentu, kafein, alkohol dan semua zat-zat yang bisa membahayakan kehamilan. Alkohol juga rokok bisa menganggu dan menghambat perkembangan janin Anda. bahkan kabarnya, jika sang ibu perokok, maka kemungkinan bayi terlahir tidak sempurna akan semakin besar. Sementara itu kafein juga sangat direkomendasikan untuk dihindari sebab bisa mempengaruhi jumlah zat besi di dalam darah dan akan memperparah gejala anemia yang lazim diderita wanita yang sedang hamil. Jadi, sebaiknya cermat!
        
  3. Tips selanjutnya adalah menjaga asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Saat hamil muda, biasanya wanita diserang rasa mual hingga nafsu untuk makan hilang. Hal ini memang normal adanya tapi walau bagaimanapun, perasaan ini tak boleh diikuti sebab jika calon ibu tidak makan maka janin akan kehilangan asupan nutrisi penting yang ia inginkan.
  4. Tips selanjutnya adalah pandai-pandailah mengelolas emosi sebab saat jamil muda biasanya mood wanita layaknya yoyo, naik dan turun. Hal ini disebabkan kondisi hormone yang sedang tak stabil karena kehamilan. Hal ini harus dilawan sebab ibu yang stress sangat rentan membahayakan janin yang ia kandung. Kelola emosi dengan benar, banyak-banyaklah mendekatkan diri pada tuhan, bercengkrama dengan suami, latihan meditasi dan masih banyak lagi lainnya. Bagi Anda yang terbiasa mengusir stess dengan cokelat sebaiknya untuk sementara merubah kebiasaan tersebut sebab coklat juga mengandung kafein!
  5. Tips menjaga kehamilan muda selanjutnya terkait dengan aktifitas seksual suami dan istri. Memang hal tersebut adalah fitrah dan sah-sah saja dilakukan. Tapi di awal kehamilan aktifitas tersebut bisa berujung pada keguguran jika tidak dilakukan sesuai kondisi sang wanita. Jadi, sebaiknya konsultasikan ke dokter kandungan. Aktifitas seksual harus dilakukan secara hati-hati (bahkan ada sebagian orang yang memilih stop sementara) jika kehamilan tersebut sangat beresiko tinggi seperti keguguran, ada riwayat melahirkan premature, adanya pendarahan di dalam vagina, plasenta previa dan semacamnya.